Mengintip Gaya Arsitektur Bangunan di Zaman Kejayaan Majapahit - FAKTAKONOHA.COM

Mengintip Gaya Arsitektur Bangunan di Zaman Kejayaan Majapahit

JAKARTA – Arsitektur di masa Kerajaan Majapahit ternyata memiliki ragam bentuk dan gaya yang cukup unik, terbagi ke dalam tiga kategori besar. Gaya ini tampak pada bangunan candi maupun hunian yang tersebar di sekitar ibu kota Majapahit, berdasarkan hasil kajian dari para arkeolog dan sejarawan.

Pada tahap awal, desain bangunan Majapahit banyak dipengaruhi oleh arsitektur tradisional Jawa kuno. Ciri khas dari model ini adalah penggunaan bahan utama berupa kayu, dengan struktur tiang yang langsung berdiri di atas tanah tanpa pondasi batu. Bangunannya memiliki kolong, dan tidak menggunakan pembatas ruangan permanen.

Pembagian ruang biasanya hanya menggunakan kain atau material ringan lainnya, yang bisa dilepas saat siang hari. Menurut Prof. Parmono Atmadi dalam bukunya Bunga Rampai Arsitektur dan Pola Kota Keraton Majapahit, penutup atap kala itu umumnya memakai alang-alang atau ijuk.

Memasuki periode selanjutnya, muncul gaya arsitektur yang disebut sebagai arsitektur Majapahit lama. Struktur bangunannya masih menggunakan kayu, tetapi sudah berdiri di atas batur (semacam pondasi dari batu atau tanah yang ditinggikan). Meski belum memiliki dinding permanen, jenis atap yang digunakan sudah berupa genting. Bangunan jenis ini kerap difungsikan sebagai pendapa, bale, atau tempat beristirahat.

Gaya arsitektur ketiga dikenal sebagai arsitektur akhir Majapahit. Bentuk dasarnya masih mirip dengan gaya sebelumnya, namun dengan tambahan pembatas ruangan permanen. Meskipun begitu, pada masa akhir kejayaan Majapahit, ketiga tipe arsitektur ini masih dapat ditemui berdampingan.

Bukti dari keragaman arsitektur tersebut dapat dijumpai pada relief berbagai candi yang dibangun di era tersebut. Seiring waktu, perubahan sosial dan semakin sulitnya memperoleh bahan bangunan seperti kayu membuat struktur berbahan kayu mulai ditinggalkan.

Kondisi ini diperkuat dengan kehadiran pendatang dari berbagai daerah, termasuk luar pulau dan bangsa asing yang datang untuk berdagang. Mereka membawa serta teknik pembangunan rumah yang disesuaikan dengan kebutuhan baru, sehingga memperkaya corak arsitektur lokal dengan bentuk dan gaya yang berbeda dari tradisi sebelumnya.

Baca Juga : Senjata Senyap TNI AD: Pasukan ‘Semut Hitam’ Gerebek Markas OPM, Temukan Ladang Ganja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *